Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Proposal PTK Meningkatkan Pemahaman Peserta Didik Melalui Penggunaan Media Video Pembelajaran

 A.    PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan,  keterampilan,  dan  sikap.  Pembelajaran  juga menimbulkan interaksi belajar-mengajar antara guru dan siswa, dimana siswa tersebur merupakan kunci terjadinya perilaku belajar dan ketercapaian sasaran belajar.



Pembelajaran yang baik adalah ketika tujuan pembelajaran dapat tercapai. Ketercapaian suatu tujuan ditentukan dari penyampaian materi pembelajaran yang diberikan oleh guru dan hasil belajar dari siswa. Oleh karena itu, guru harus memiliki berbagai macam cara agar materi pembelajaran yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Pembelajaran yang baik itu tentunya mengikuti komponen-komponen pembelajaran yang sudah ada. Adapun komponen pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, media pembelajaran, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Komponen-komponen tersebut saling berkaitan satu sama lainnya. Diibaratkan sebuah mobil jika mobil tersebut kekurangan salahsatu bagian misalnya ban atau yang lainnya, mobil tersebut akan tetap disebut mobil hanya saja mobil itu tidak akan berjalan dengan baik. Begitu pula dengan pembelajaran jika salahsatu dari komponen pembelajaran itu tidak digunakan atau kurang dimaksimalkan maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran tersebut kurang sempurna, dan hal tersebut akan memperlambat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, guru harus terlebih dahulu memahami setiap bagian dalam komponen pembelajaran sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Salahsatu komponen pembelajaran yang seringkali dikesampingkan oleh guru adalah media pembelajaran. Media pembelajaran sendiri menurut Heinich (dalam Susilana dan Riyana, 2009, hlm. 6) yaitu „alat saluran komunikasi‟, yang berarti bahwa media merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan khususnya berupa materi pembelajaran. Menurut Gerlach dan Elli (dalam Tim Pengembang MKDP, 2006, hlm. 172) „media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap‟. Selain itu, Miarso (dalam Susilana dan Riyana, 2009, hlm. 6) juga mengemukakan bahwa media adalah „segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar‟.

 

Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang ada dilingkungan meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang dapat dijadikan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk belajar.

Media pembelajaran memiliki berbagai macam jenis yaitu media audio, media visual dan media audio-visual. Salahsatu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu media video pembelajaran. Video merupakan salahsatu media pembelajaran yang termasuk ke dalam media audio- visual. “Video merupakan serangkaian gambar gerak yang disertai suara, membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan- pesan didalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk” (Primavera dan Suwarna, 2014, hlm. 123). Media pembelajaran jenis audio-visual berupa video pembelajaran dapat dikemas semenarik mungkin dan menjadi media yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA secara terus-menerus serta dapat disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari.

Pemilihan penggunaan media pembelajaran juga perlu memperhatikan perkembangan psikologi anak, khususnya yang berada pada jenjang pendidikan sekolah dasar dimana dalam pembelajarannya siswa SD berada pada pembelajaran yang bersifat kongkret. Hal ini disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektual yang dikemukakan oleh Piaget. Menurut Piaget (dalam Widodo, Wuryastuti, dan Margaretha, 2007, hlm. 2) bahwa „pada perkembangannya, anak selalu menafsirkan apa saja yang mereka lihat, rasakan atau dengar sesuai dengan apa yang dapat mereka cerna dalam pikirannya‟.

Adapun tingkat perkembangan intelektual tersebut dibedakan menjadi  empat tingkatan di antaranya yaitu pada tingkatan sensori motor dimulai dari anak baru lahir sampai dengan anak umur sekitar 2 tahun, tingkatan praoperasional mulai dari sekitar umur 2 tahun sampai 7 tahun, tingkat operasional konkret pada umur sekitar 7 tahun sampai dengan 11 tahun dan tingkatan operasional formal dimulai dari umur sekitar 11 tahun sampai dengan dewasa. Berdasarkan tingkat perkembangan intelektual anak, siswa SD berada pada tingkatan operasi konkret


dimana pada tingkatan ini seorang anak masih berpikir atas dasar pengalaman konkret atau nyata. Oleh karena itu, untuk mengembangkan pemahaman siswa mengenai materi pelajaran maka dibutuhkan benda-benda yang konkret. Dengan menggunakan media pembelajaran maka akan dapat membantu siswa memahami suatu ide yang bersifat abstrak dan membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat dikatakan media pembelajaran dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas, jika media yang digunakan dapat menarik perhatian siswa dan siswa dapat dengan mudah memahami materi pelajaran tersebut, maka hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar. Hasil belajar dapat dikatakan sebagai tolak ukur keberhasilan dari kegiatan pembelajaran di kelas. Mager (dalam Tawil dan Liliasari, 2014, hlm. 4) menyatakan bahwa „hasil belajar seorang siswa dinyatakan dalam terbentuknya tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar yang telah dialami oleh siswa tersebut‟. Lain halnya dengan yang dikemukakan oleh Sudjana (dalam Tawil dan Liliasari, 2014, hlm. 5) bahwa

Keberhasilan dalam belajar mengajar dapat diukur dari dua segi yaitu segi proses belajar dan hasil belajar. Proses belajar artinya keberhasilan belajar terletak pada proses belajar siswa dalam keberhasilan belajar siswa, sedangkan hasil belajar siswa diperoleh dari sebagai akibat proses belajar.

 

Dengan demikian, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus dapat memberikan kegiatan pembelajaran yang baik, yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Pengaruh adanya media pembelajaran jenis media audio-visual ini sebelumnya pernah diterapkan pada beberapa penelitian di antaranya penelitian yang dilakukan oleh Maulidasari, V. R.(2015) dengan judul “Penerapan Media Audio-visual Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pernapasan Manusia dan Hewan (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V di Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang).” Hasil dari penelitian tersebut mencapai taraf signifikasi α = 0,05, yang salahsatunya menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan manusia dan


hewan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Al fasyi, M.C.(2015) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Video terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Ngoto Bantul Yogyakarta”, dapat dikatakan penelitian tersebut mendapatkan pengaruh positif dimana hasil post-test pada kelas eksperimen lebih besar yaitu 82,36 dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 76,18, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif penggunaan media video terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Ngoto Bantul Yogyakarta.

Tidak hanya pada penelitian eksperimen, penggunaan media audio-visual pun dapat diterapkan pada penelitian tindakan kelas. Sebagaimana yang dilakukan oleh Mirandra, M. (2012) dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Daur Air melalui Penggunaan Media Audiovisual di Kelas V SDN 28 Tibawa Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo”, pada penelitiannya dilakukan sebanyak 2 siklus, persentase keberhasilan siswa dalam pra tindakan, siklus I maupun II selalu mengalami peningkatan yaitu pada pra tindakan siswa yang tuntas sebesar 33,33% dalam siklus I meningkat menjadi 83,33% dan pada siklus II kembali meningkat menjadi 94,74%.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat dikatakan media pembelajaran jenis audio-visual berupa video pembelajaran dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dan media video tersebut dapat diterapkan pada materi pembelajaran IPA namun disesuaikan dengan yang akan dipelajari. Dalam penelitian ini materi pembelajaran IPA yang digunakan yaitu pada materi hubungan antara makhluk hidup dalam ekosistem. Pemilihan materi pembelajaran yang berfokus pada ekosistem dan rantai makanan beserta peran komponennya ini dikarenakan materi tersebut terbilang abstrak bagi siswa karena tidak semua siswa mengetahui sebuah tempat atau ekosistem terdapat beberapa makluk hidup yang saling membutuhkan yang membetuk sebuh rantai makanan. Oleh karena itu, untuk menyampaikan materi ini seorang guru membutuhkan sebuah alat atau media pembelajaran yang lebih inovatif seperti media audio-visual berupa video pembelajaran, karena biasanya guru menggunakan media gambar dalam penyampaian materi tersebut.


Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah media pembelajaran audio-visual jenis video dapat diterapkan pada pembelajaran IPA materi peristiwa alam gunung meletus dan juga dapat mempengaruhi hasil belajar atau tidak, maka peneliti perlu menguji permasalahan tersebut. Dengan demikian, berdasarkan permasalahan tersebut maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Hubungan Antar Makhluk Hidup Dalam Ekosistem Dengan Penggunaan Media Video Pembelajaran Interaktif di Kelas V SDN 4 PAAS”.

 

2.      Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi permasalahan yang terjadi, diantaranya :

a.       Nilai rata-rata kemampuan siswa juga masih dibawah standar yang diharapkan sehingga belum mencapai Ketuntasan Kriteria Minimum

b.      Kreativitas siswa kurang terukur

c.       Siswa kurang bersemangat dalam proses pembelajaran

 

3.      Analisis Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan di atas, penyebab terjadinya masalah tersebut diantaranya :

a.       Guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan

b.      Guru tidak menggunakan model pembelajaran yang bervariasi

c.       Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang inovatif

d.      Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa

e.       Siswa cepat merasa bosan dalam belajar

f.       Guru kurang memicu dan mengembangkan kreativitas siswa

 

4.      Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi rumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.       Bagaimana  keaktifan  siswa  dalam  pembelajaran  IPA tentang hubungan antara makhluk hidup dalam ekosistem melalui  Media Video Pembelajaran Interaktif di kelas V SDN 4 PAAS?

b.      Bagaimana peningkatan kreativitas  siswa pembelajaran IPA tentang hubungan antara makhluk hidup dalam ekosistem setelah  menerapkan  media video pembelajaran interaktif di kelas V SDN 4 PAAS?

 

5.      Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

 

a.       Untuk  mengetahui  aktivitas  siswa  dalam  pembelajaran  IPA tentang Hubungan Antara Makhluk Hidup Dalam Ekosistem  melalui penerapan media Video Pembelajaran Interaktif di kelas V SDN 4 PAAS.

b.      Untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA Hubungan Antara Makhluk Hidup Dalam Ekosistem setelah menerapkan Media Video Pembelajaran Interaktif  di kelas V SDN 4 PAAS.

 

6.      Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

a.       Bagi guru, dengan menggunakan media Video Pembelajaran Interaktif guru dapat memperbaiki model belajar mengajar guna untuk meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa.

b.      Bagi siswa, dengan menggunakan media Video Pembelajaran Interaktif siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran dan meningkatkan kreativitas siswa.

c.       Bagi sekolah, dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswa dan memajukan mutu sekolah, juga iklim pendidikan di sekolah menjadi lebih kondusif.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.  KAJIAN PUSTAKA                        

1.      Penelitian Tindakan Kelas

a.      Pengertian PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin McTaggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya.

Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di kelas. Action Research, sesuai dengan arti katanya, diterjemahkan menjadi penelitian tindakan; yang oleh Carr & Kemmis (Mc Niff, 1991, p.2) didefinisikan sebagai berikut:

a.       Penelitian tindakan adalah satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri.

b.      Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa, atau kepala sekolah.

c.       Penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan.

d.      Tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki: dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik – praktik, pemahaman terhadap praktik tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilaksanakan.

Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya (Elliot, 1982)”. Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional. Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yang mengatakan bahwa “PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta–pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut (Kemmis dan Taggart, 1988)”

Menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Siswojo Hardjodipuro, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan istilah PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi ( dan lembaga-lembaga ) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan (Harjodipuro, 1997).

Mills (2000) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai “systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya.

                 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

 

b.      Langkah – langkah PTK

Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur atau siklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Kemmis dan Mc Taggart, (1992) menyatakan prosedur PTK dilaksanakan dengan 4 kegiatan utama atau tahapan yaitu Plan (perencanaan). Action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Alur pelaksanaan PTK dapat digambarkan  seperti pada gambar berikut: 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1

Alur Pelaksanaan PTK

http://3.bp.blogspot.com/-N8NeHJ82rTY/T1r-UFJUIwI/AAAAAAAAASM/Bv3YqcZG66A/s400/Tahap+PTK.jpg

Secara ringkas tahapan kegiatan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.      Planning (Rencana)

Rencana merupakan kegiatan pokok pada tahap awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan PTK. Dengan perencanaan yang baik guru pelaksana PTK akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan mendorong guru untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan, guru sebagai peneliti harus berkolaborasi (bekerja sama) dan berdiskusi dengan sejawat untuk membangun kriteria dan kesamaan bahasa dan persepsi dalam merancang tindakan perbaikan. Tahapan yang dilaksaksanakan pada tahap perencanaan meliputi Identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah, dan formulasi tindakan dalam bentuk hipotesis tindakan.

b.      Persiapan Pelaksanaan Tindakan

Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti perlu melakukan berbagai persiapan sehingga komponen yang direncanakan dapat dikelola dengan baik. Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut :

Menentukan Jadwal dan Materi pembelajaran.; Membuat  perangkat dan skenario pembelajaran (Silabus, RPP, LKS, dll) yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru, dan kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka pembelajaran; Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas; dll.

c.       Action (Pelaksanaan Tindakan)

Jika semua perencanaan tindakan telah disiapkan, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan skenario tindakan perbaikan yang telah direncanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan pelaksanakan tindakan dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan pada saat yang bersamaan kegiatan pelaksanaan tindakan  ini juga diikuti dengan kegiatan observasi.

d.      Observation (Pengamatan)

Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul.

Secara umum observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung (dalam hal ini pada saat pembelajaran berlangsung). Observasi dapat dilakukan secara terbuka dan tertutup. Pada observasi terbuka, pengamat tidak menggunakan lembar observasi, melainkan hanya menyiapkan kertas kosong untuk merekam kegiatan pembelajaran yang diamati. Pada observasi tertutup, pengamat telah menyiapkan dan menggunakan lembar observasi untuk merekam aktivitas pembelajaran yang diamati. Bagi guru pelaksana PTK disarankan melaksanakan  observasi tertutup dengan menggunakan lembar observasi.

e.       Reflection (Refleksi)

Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, sintesis, penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya. Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi dan/atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK.

 

2. Model Video Pembelajaran

 

A. Media Video

 

1.      Pengertian Media Video

 

Media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.1

Media Video Pembelajaran dapat digolongkan kedalam jenis media Audio Visual Aids (AVA) atau media yang dapat dilihat atau didengar. Media audio motion visual (media audio visual gerak) yakni media yang mempunyai suara, ada gerakan dan bentuk obyeknya dapat dilihat, media ini paling lengkap. Informasi yang disajikan melalui media ini berbentuk dokumen yang hidup, dapat dilihat dilayar monitor atau ketika diproyeksikan ke layar lebar melalui projector dapat didengar suaranya dan dapat dilihat gerakannya (video atau animasi).

Video adalah gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan- tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.

Menurut Dwyer, video mampu merebut 94% saluran masuknya pesan atau informasi kedalam jiwa manusia melalui mata dan telinga serta mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar dari tayangan program. Pesan yang disampaikan melalui media video dapat mempengaruhi emosi yang kuat dan juga dapat mencapai hasil cepat yang tidak dimiliki oleh media lain.

 

Menurut Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak.

 

2.      Karakteristik Media Video

 

Krakteristik media video pembelajaran menurut Menurut Cheppy Riyana (2007:8-11) untuk menghasilkan video pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas penggunanya maka pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan karakteristik dan kriterianya.

Karakteristik video pembelajaran yaitu:

i.        Clarity of Massage (kejalasan pesan)

Dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memory jangka panjang dan bersifat retensi.

ii.                  Stand Alone (berdiri sendiri).

Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.

iii.                User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya).

Media video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil 23 bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan


1. Representasi Isi

 

Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sain dapat dibuat menjadi media video.

2. Visualisasi dengan media

 

Materi dikemas secara multimedia terdapat didalamnya teks, animasi, sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau berbahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki tingkat keakurasian tinngi.

3. Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi

 

Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech sistem komputer.

4. Dapat digunakan secara klasikal atau individual

 

Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga dirumah. Dapat pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang bias dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam program.

3.      Tujuan dan Fungsi Media Video

 

Berdasarkan pengertian media video yakni media yang mempunyai suara, ada gerakan dan bentuk obyeknya dapat dilihat, media ini paling lengkap, maka tujuan dari media video adalah untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik mudah dimengerti dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indera, terutama telinga dan mata, digunakan untuk menyerap informasi itu.

Menurut Cheppy Riyana (2007:6) media video pembelajaran sebagai bahan ajar bertujuan untuk :

a. Memperjelas dan mempermudah penyampaian pesan agar tidak terlalu verbalistis

b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera peserta didik maupun instruktur.

c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi.2

 

Dalam menggunakan media video ini selain mempunyai tujuan juga mempunyai fungsi sehingga proses dalam pembelajaran akan sesuai dengan yang diharapkan.

Fungsi-fungsi dari media video adalah sebagai berikut:

a. Dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi siswa kepada isi pelajaran

 

3. Kreativitas Belajar

Kreativitas memiliki rumusan yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan banyak pemahaman tentang kreativitas, namun pada dasarnya kreativitas itu saling terkait pada pribadi yang unik dan diiringi dengan dorongan positif kemudian menggunakan cara-cara baru dalam melakukan kegiatan. Kreativitas sebagai “ four P’s creativity: person, process, press, product. Pengertian itu menggambarkan bahwa kreativitas terkait dengan pribadi kreatif yang melibatkan proses kreatif, dan didukung oleh dorongan dari lingkungan akan menghasilkan produk kreatif.

Kreativitas dari segi “pribadi” (person) menunjukkan pada potesi daya kreatif yang ada pada setiap pribadi. Kreativitas sebagai suatu “proses” (process) dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk pemikiran dimana individu berusaha menumbuhkan hubungan yang baru, mendapatkan jawaban, metode atau cara baru menghadapi masalah. Kreativitas sebagai “pendorong” (press) yang datang dari diri sendiri berupa hasrat dan motivasi yang kuat untuk berkreasi. Kreativitas dari segi “hasil” (product) segala sesuatu yang diciptakan seseorang sebagai hasil dari keunikan pribadinya dalam interaksi dengan lingkungannya.

 

a. Pengertian Kreativitas

Kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Pada umumnya orang yang menghubungkan kreativitas dengan produk-produk kreasi. Dengan kata lain produk-produk kreasi itu merupakan hal yang penting untuk menilai kreativitas. Pada hakikatnya, kreativitas berhubungan dengan penemu sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Secara tradisional kreativitas di batasi sebagai mewujudkan sesuatu yang baru dalam kenyataan. Sesuatu yang baru itu baik berupa perbuatan atau tingkah laku.

 

b. Cara-Cara Mengenbangkan Kreativitas

Kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Pada umumnya orang yang menghubungkan kreativitas dengan produk-produk kreasi. Dengan kata lain produk-produk kreasi itu merupakan hal yang penting untuk menilai kreativitas. Pada hakikatnya, kreativitas berhubungan dengan penemu sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Secara tradisional kreativitas di batasi sebagai mewujudkan sesuatu yang baru dalam kenyataan. Sesuatu yang baru itu baik berupa perbuatan atau tingkah laku.

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru berupa gagasan maupun karya nyata. Kreativitas memiliki nilai yang sangan penting dalam kehidupan, dengan demikian seseorang dapat melakukan pendekatan secara bervariasi dengan bermacam-macam penyelesaian terhadap suatu percobaan. Dan seseorang juga dapat menunjukkan hasil perbuatan atau karya baik dalam bentuk barang maupun gagasan secara bermakna dan berkualitas.

 

Davis menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan di dalam pengembangan kreativitas yaitu sikap individu, kemampuan dasar, dan teknik-teknik yang digunakan.

1.   Sikap Individu

Mencakup tujuan untuk menemukan gagasan-gagasan serta produk-produk dan pemecahan baru. Untuk tujuan ini beberapa hal yang harus diperharikan:

a.   Perhatian  khusus  bagi  pengembang  kepercayaan  diri  siswa  perlu diberikan. Secara aktif guru perlu membantu siswa mengembangkan kesadaran diri yang positif dan menjadikan siswa sebagi individu yang seutuhnya dengan konsep diri yang positif.

b.   Rasa keinginan tahu siswa perlu dibangkitkan. Rasa keinginan tahu merupakan kapasitas untuk menentukan masalah-masalah teknis serta usaha untuk memecahkannya.

 

c. Kemampuan Dasar yang Diperlukan

Ada beberapa tahap pengajaran pemecahan masalah yang kreatif bagi orang dewasa:

a.   Memikirkan keseluruhan tahap dari masalah.

b.   Memiliki bagian masalah  yang perlu dipecahkan.

c.   Memikirkan informasi yang kiranya dapat membantu.

d.   Memikirkan segala kemungkinan cara pengujian.

e.   Memilih cara yang paling dapat dipercaya untuk menguji.

f.   Membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

 

d. Teknik-Teknik yang Digunakan untuk Mengembangkan Kreativitas.

Adapun teknik-teknik yang digunakan untuk mengembangkan kreativitas adalah sebagai berikut:

a.   Menentukan pendekatan inquiry (pencaritahuan). Pendekatan ini banyak memberikan keuntungan antara lain meningkatkan fungsi intilegensi, membantu siswa belajar melakukan penelitian, meningkatkan daya ingat, menghindari proses belajar secara menghafal, mengembangkan kreativitas, dan memberikan lebih banyak kesempatan bagi siswa untuk menampung serta memahami informasi.

b.   Memberikan   penghargaan   bagi   prestasi   kreatif   dan   meningkatkan pemikiran kreatif melalui banyak media.

 

e.  Ciri-Ciri Kreativitas

Ada 4 macam aspek-aspek pokok prilaku kreatif, sebagai berikut:

a. Elaboration (elaborasi) adalah kemampuan untuk memotong, mengembangkan atau membubuhi ide atau produk.

b.  Fluency (Kelancaran), adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.

c.  Flexibility (keluwesan) adalah kemampuan memikirkan ide yang beragam yaitu kemampuan untuk mencoba berbagai pendekatan dalam memcahkan masalah.

d.   keaslian (originality), adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang luar biasa yang tidak umum.

 

4.  Materi Hubungan Antara Makhluk Hidup Dalam Ekosistem

Materi Hubungan Antara Makhluk Hidup Dalam Ekosistem merupakan materi yang diajarkan di kelas V SD/MI pada tema 5 sub tema 2. Penguasaan materi ini bukan hanya melibatkan  siswa,  tetapi  juga  guru.  Guru  yang  tidak  mengusai  materi  akan menyebabkan siswa tidak memiliki potensi sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Oleh karena itu, guru harus meningkatkan potensinya dalam pembelajaran khususnya pada materi macam-macam sumber energi yang akan diajarkan.

Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya, baik lingkungan yang berupa makhluk hidup maupun benda-benda tak hidup membentuk suatu hubungan timbal balik yang rumit dan kompleks. Makhluk hidup dengan lingkungannya yang saling berhubungan di alam, biasa di sebut dengan ekositem, dan dialam terdapat bermacam-macam ekosistem.

            Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara mahkluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa juga dikatakan suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusunyangberagam.

     Berbagai makhluk hidup yang menempati daerah tertentu dengan lingkungan yang mengelilinginya dan menopang kebutuhannya seperti cahaya matahari, air, dan tanah akan membentuk suatu ekosistem. Contoh-contoh ekosistem diantaranya adalah halaman sekolah, halaman rumah, kolam, sungai, danau, hutan, sawah, padang pasir,laut,danpadangrumput.
Energi panas bumi (energi geotermal) merupakan energi yang berasal dari panas yang disimpan di bawah permukaan bumi. Bumi yang terbentuk, seperti bola sesungguhnya tersusun dari lapisan-lapisan. Pusat bumi terbentuk dari lapisan batuan  yang sangat panas. Hal itu  menunjukkan bahwa bumi merupakan  sumber energi panas  yang sangat  besar. Pengembangan  energi geotermal saat ini hanya layak di daerah dekat lempeng tektonik. Ini juga menjadi alasan hanya ada 24 negara di dunia yang memanfaatkan energi panas bumi di saat ini.

Di dalam ekosistem, interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik akan membentuk keseimbangan alam. Ekosistem akan seimbang apabila komposisi penyusun ekosistem tersebut seimbang akan tetapi bukan berarti jumlahnya sama. Misalnya pada waktu musim hujan, jumlah rumput (produsen) di suatu padang rumput meningkat sehingga dapat mencukupi kebutuhan makan populasi rusa. Ketika musim kemarau, jumlah rumput berkurang sehingga menyebabkan jumlah rusa juga menurun. Apabila perubahan komposisi itu terjadi secara seimbang dari waktu ke waktu, maka ekosistem itu dikatakan seimbang dan dapatbertahanlama.

Pada sebuah ekosistem terdapat banyak komponen. Komponen-komponen ekosistem itu, sebagai berikut.

1.   Produsen

Semua tumbuhan hijau adalah produsen dalam sebuah ekosistem. Produsen artinya penghasil, yaitu menghasilkan bahan-bahan organik bagi makhluk hidup lainnya. Contoh produsen adalah padi, ubi, singkong, sagu, jagung, dan tomat.

2.   Konsumen

Konsumen adalah pemakai bahan organik yang dihasilkan oleh produsen. Berikut ini beberapa tingkatan konsumen menurut apa yang dimakannya.

1.   Konsumen Tingkat I

Konsumen tingkat I adalah makhluk hidup yang memperoleh energi langsung dari produsen.

1.   Konsumen Tingkat II

Konsumen tingkat II adalah makhluk hidup yang memperoleh makanan dari konsumen tingkat I.

1.   Konsumen Tingkat III

Konsumen tingkat III adalah makhluk hidup yang memperoleh makanan dari konsumen tingkat II.

3.   Pengurai

Pengurai berperan menguraikan makhluk hidup yang telah mati. Hasil uraiannya berupa zat hara di dalam tanah. Zat hara digunakan oleh tumbuhan sebagai sumber makanan.. Hasil kerja pengurai dapat membantu proses penyuburan tanah. Contoh pengurai adalah bakteri dan jamur.

Tumbuhan hijau dapat membuat sendiri makanannya melalui  fotosintesis dan disebut sebagai produsen. Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanannya. Mereka memakan tumbuhan atau hewan lain sehingga disebut konsumen. Hubungan makan dan dimakan ini membentuk rantai makanan. Rantai makanan adalah perjalanan makan-dimakan dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan terjadi perpindahan energi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

C. METODOLOGI PENELITIAN

1.      Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 4 PAAS yang berjumlah sebanyak 21 orang, siswa laki-laki berjumlah 9 orang dan siswa perempuan berjumlah 12 orang. Alasan pemilihan kelas ini adalah berdasarkan pada rendahnya penguasaan siswa terhadap kemampuan melakukan percobaan  pada  pembelajaran  IPA,  kurangnya  keaktifan dan kreativitas  siswa  pada  saat pembelajaran dilakukan dan rendahnya partisipasi siswa dalam kerja kelompok.

2.      Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat penelitian tindakan ini akan dilaksanakan yaitu di kelas V, SDN 4 PAAS, yang beralamat di Kp. Puncaksari Desa Paas Kec. Pameungpeuk Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Adapun jadwal pelaksanaan PTK dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1

Jadwal Waktu Pelaksanaan PTK

No

Kegiatan

Bulan

Minggu Ke-

1.

Pembuatan proposal

November

Ke-1

2.

Pembuatan instrument PTK

November

Ke-1

3.

Revisi Proposal

November

Ke-1

5.

Pelaksanaan Siklus I

November

Ke-2

6.

Pelaksanaan Siklus II

November

Ke-3

7.

Pelaksanaan Siklus III (jika ada)

Desember

Ke-1

8.

Pembuatan Laporan PTK

Desember

Ke-1

9.

Revisi hasil PTK

Desember

Ke-2

10.

Penyerahan Laporan

Desember

Ke-2

 

3.      Deskripsi Per Siklus

a.      Siklus I

Langkah-langkah perbaikan pembelajaran pada siklus 1 ini adalah :

a.       Tahap Refleksi Awal

       Refleksi awal dilakukan jauh sebelum pelaksanaan siklus 1 yaitu terhadap pembelajaran IPA sebelumnya. Dari hasil refleksi diketahui bahwa kreativitas siswa pada pelajaran IPA ternyata masih sangat rendah dibandingkan mata pelajaran yang lain. Hal ini disebabkan oleh model pembelajaran yang digunakan hanya monoton pada satu model. Setelah diketahui seperti itu maka guru mencoba untuk menggunakan model pembelajaran Project Based Learning.

b.      Tahap Perencanaan

       Dari refleksi yang dilakukan,guru mulai merancang pelaksanaan pembelajaran siklus 1. Hal-hal yang dilakukan guru adalah membuat scenario pembelajaran,mempersiapkan fasilitas,sarana dan prasarana yang diperlukan.

c.       Tahap Pelaksanaan

       Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun. Langkah-langkah pembelajaran dalam siklus 1 adalah sebagaia berikut :

Tahap

Sintaks

Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Pembelajaran

Media

Waktu

 

Video Pembelajaran

 

 

Interaktif

 

Kegiatan

 

1.

Guru    Membuka    pembelajaran

10

Awal

 

 

dengan salam.

Menit

 

 

2.

Guru mengecek kondisi kelas

 

menyapa peserta didik.

 

 

 

3.

Guru   mengajak   siswa   berdoa

 

 

 

 

bersama   sebelum   pembelajaran

 

 

 

 

dimulai.

 

 

 

4.

Guru     melakukan     komunikasi

 

 

 

 

tentang kehadiran siswa.

 

 

 

5.

Guru    mengaitkan    pengalaman

 

 

 

 

siswa    dengan    materi    tentang

 

 

 

 

Hubungan antara makhluk hidup ekosiste

 

 

 

 

dalam ekosistem

 

 

 

6.   Guru      menyampaikan      tujuan

 

 

 

pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.

 

Kegiatan Inti

Penentuan

1.

Siswa menyimak video yangpembelajaran yang telah

50

Proyek

 

Yang disipakan guru tentang  hubungan antara makhluk hidup dalam ekosistem. (mengamati)

Menit

 

2.

Siswa diajak Tanya jawab tentang isi

 

 

 

Dari video Pembelajaran tentang

 

 

 

Hubungan antar makhluk hidup dalam.

 

 

 

Dalam ekosistem (komunikasi)

 

 

3.

Siswa    dibagi    ke    dalam    4

 

 

 

kelompok.

 

 

4.

Apa peran dari Produsen

 

 

 

Konsumen 1, Konsumen II, Konsumen II dan Pengurai dalam rantai makanan? Berikan contohnya

 

 

 

 Apa   yang   dimaksud   dengan

 

 

 

Hubungan antar makhluk hidup dalam

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menyusun

 

 

 

 

 

 

 

5.

Dalam ekosistem?

 

 Gambarlah rantai makanan pada ekosistem lengkap dengan keterangannya!

Siswa melihat dan membaca LKS

 

yang telah diberikan guru tentang

 

Perencanaan

 

 

pembuatan      teknik      meronce.

 

Proyek

 

 

(mengamati)

 

 

6.

Bersama       kelompok        siswa

 

 

 

mendiskusikan tentang pembuatan

 

 

 

proyek.                (mengumpulkan

 

 

 

Informasi)

 

 

Menyusun

7. Siswa  menyepakati  jadwal  yang

 

 

Jadwal

diberikan guru untuk penyelesaian

 

 

 

proyek.                (mengumpulkan

 

 

 

informasi)

 

 

Memonitor

8.  Siswa     melakukan     percobaan

 

 

Pembuatan

pembuatan                         proyek.

 

 

Proyek

(menalar/mengasosiasi)

 

 

 

9.  Siawa   dibimbing   guru   dalam

 

 

 

melakukan  percobaan  dan  guru

 

berkeliling mengecek siswa serta

 

 

 

membantu   siswa   yang   masih

 

 

 

mengalami                     kesulitan.

 

 

 

(menalar/mengasosiasi)

 

 

Uji Coba

10.Siswa   mempresentasikan    hasil

 

 

Hasil Proyek

dari  proyek  yang  telah  dibuat. (mengkomunikasikan)

11.Siswa   melakukan   tanya   jawab

 

 

 

bersama                        kelompok.

 

 

 

(mengkomunikasikan)

 

Kegiatan

Evaluasi

1.

Guru     memberikan     evaluasi

10

Penutup

 

kepada   siswa   tentang   materi

Menit

 

 

yang telah dipelajari.

 

 

2.

Dengan       bimbingan       guru

 

 

 

beberapa  siswa  menyimpulkan

 

materi pembelajaran.

 

 

3.

Guru   memberikan   penguatan

 

 

 

 

 

 

4.

tentang  kesimpulan  yang  telah dipelajari.

Guru memberi pesan belajar dan moral kepada siswa.

 

 

 

5.    Gururu mengakiri pembelajaran

 

dengan doa penutup majelis dan mengucapkan salam.

 

 

d.      Tahap Pengamatan

       Pengamatan ini dilakukan pada proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan uktuk mengamati aktifitas guru dan siswa.

e.       Analisis Data

       Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar (Wardhani,IGAK:5.4). Analisis dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran siklus 1. Analisis ini meliputi kegiatan :

1.      Menyeleksi dan mengelompokkan data.

Data diseleksi dan diorganisasikan sesuai dengan pertanyaan masalah yang ingin dicari jawabanya.

2.      Tahap pemaparan dan deskrepsi data.

Data dideskripsikan sehingga memiliki makna.

3.      Tahap penyimpulan dan pemberian makna.

f.       Refleksi

       Dalam refleksi ini, guru memeriksa kembali, merenungkan kegiatan belajar yang telah dilakukan, menemukan kendala dalam pembelajaran, dan merumuskan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran. Dengan demikian diperlukan perbaikan pembelajaran siklus 2.

 

b.      Siklus II

Siklus 2 ini merupakan kelanjutan dari siklus 1. Adapun langkah-langkah perbaikan pembelajaran pada siklus ini adalah :

a.       Tahap Refleksi Awal

       Refleksi awal dilakukan terhadap hasil pada pelaksanaan siklus 1. Prestasi belajar siswa masih belum ada peningkatan dan masih belum sesuai dengan target penelitian. Maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran siklus 2.

b.      Tahap Perencanaan

       Dari refleksi yang dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1, maka guru dapat merancang rencana perbaikan pembelajaran siklus 2. Hal- hal yang dilakukan guru adalah membuat skenario pembelajaran, mempersiapkan fasilitas,sarana dan prasarana yang diperlukan dalam melaksanakan tindakan perbaikan, menyusun RPP lengkap, dan melakukan simulasi perbaikan siklus 2.

c.       Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan serangkaian kegiatan yaitu  :         

 

 

Tahap

Sintaks

Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Pembelajaran

Media video

Waktu

 

Pembelajaran

 

 

Interaktif

 

Kegiatan

 

1.

Guru    Membuka    pembelajaran

10

Awal

 

 

dengan salam.

Menit

 

 

2.

Guru mengecek kondisi kelas dan

 

menyapa peserta didik.

 

 

 

3.

Guru   mengajak   siswa   berdoa

 

 

 

 

bersama   sebelum   pembelajaran

 

 

 

 

dimulai.

 

 

 

4.

Guru     melakukan     komunikasi

 

 

 

 

tentang kehadiran siswa.

 

 

 

5.

Guru    mengaitkan    pengalaman

 

 

 

 

siswa    dengan    materi    tentang

 

 

 

 

Hubungan antar makhluk hidup

 

 

 

 

Dalam ekosistem.

 

 

 

6.   Guru      menyampaikan      tujuan

 

 

 

pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.

 

Kegiatan Inti

Penentuan

1.

Siswa menyimak video

50

Proyek

 

Pembelajaran interaktif tentang hubungan antar makhluk hidup dalam ekosistem

Menit

 

2.

Siswa   melakukan Tanya jawab

 

 

 

materi    hubungan antar makhluk

 

 

 

Hidup dalam ekosistem.

 

 

 

(mengkomunikasi)

 

 

3.

Siswa    dibagi    ke    dalam    4

 

 

 

kelompok.

 

 

4.

Berdasarkan      video,      siswa

 

 

 

Berdiskusi tentang hubungan antar makhluk hidup dalam ekosistem

 

macam sumber energi. (menanya)

 

 

 

 Apa   yang   dimaksud   dengan

 

 

 

Hubungan antar makhluk hidup?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menyusun

 

 

 

 

 

 

 

5.

Apa peran dari dari produsen, konsumen I, Konsumen II, Konsumen II dan Pengurai ?

Gambarlah rantai makanan pada ekosistem lengkap

 

 

 

Dengan keterangannya?

pembuatan      teknik      meronce.

 

 

 

Siswa mengerjakan soal di LKS

(mengamati)

 

Perencanaan

6.

Bersama       kelompok        siswa

 

Proyek

 

mendiskusikan tentang pembuatan

 

 

 

proyek.                (mengumpulkan

 

 

 

Informasi)

 

 

Menyusun

7. Siswa  menyepakati  jadwal  yang

 

 

Jadwal

diberikan guru untuk penyelesaian

 

 

 

proyek.                (mengumpulkan

 

 

 

informasi)

 

 

Memonitor

8.  Siswa     melakukan     percobaan

 

 

Pembuatan

pembuatan                         proyek.

 

 

Proyek

(menalar/mengasosiasi)

 

 

 

9.  Siawa   dibimbing   guru   dalam

 

 

 

melakukan  percobaan  dan  guru

 

berkeliling mengecek siswa serta

 

 

 

membantu   siswa   yang   masih

 

 

 

mengalami                     kesulitan.

 

 

 

(menalar/mengasosiasi)

 

 

Uji Coba

10.Siswa   mempresentasikan    hasil

 

 

Hasil Proyek

dari  proyek  yang  telah  dibuat. (mengkomunikasikan)

11.Siswa   melakukan   tanya   jawab

 

 

 

bersama                        kelompok.

 

 

 

(mengkomunikasikan)

 

Kegiatan

Evaluasi

1.

Guru     memberikan     evaluasi

10

Penutup

 

kepada   siswa   tentang   materi

Menit

 

 

yang telah dipelajari.

 

 

2.

Dengan       bimbingan       guru

 

 

 

beberapa  siswa  menyimpulkan

 

materi pembelajaran.

 

 

3.

Guru   memberikan   penguatan

 

 

 

 

 

 

4.

tentang  kesimpulan  yang  telah dipelajari.

Guru memberi pesan belajar dan moral kepada siswa.

 

 

 

5.    Gururu mengakiri pembelajaran

 

dengan doa penutup majelis dan mengucapkan salam.

 

 

d.      Tahap Pengamatan

       Pengamatan ini dilakukan pada proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan untuk mengamati aktifitas guru dan siswa.

e.       Analisis Data

       Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar (Wardhani, IGAK:5.4). Analisis dilakukan setelah pelaksanaan perbaikan siklus 2. Analisis ini meliputi kegiatan :

1.      Menyeleksi dan mengelompokkan data.

Data diseleksi dan diorganisasikan sesuai dengan pertanyaan masalah yang ingin dicari jawabanya.

2.      Tahap pemaparan dan deskrepsi data.

Data dideskripsikan sehingga memiliki makna.

3.      Tahap penyimpulan dan pemberian makna.

 

D. Teknik Pengumpulan Data

          Teknik pengumpulan data yang digunakan  ialah :

·         Teknik dokumentasi digunakan untuk mencari data kondisi awal aktivitas belajar dan prestasi siswa dalam pembelajaran IPA.

·         Teknik pengamatan atau observasi digunakan untuk memperoleh data aktivitas belajar IPA pada siklus I dan II.

·         Teknik tes digunakan untuk memperoleh data prestasi siswa dalam pembelajaran IPA pada siklus I dan II.

 

E. Teknis Analisis Data

Jenis data yang digunakan dalam memecahkan masalah penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes evaluasi (siklus I dan siklus II), sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil observasi terhadap siswa (kreativitas siswa) dan guru pada saat pembelajaran berlangsung.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://repository.upi.edu/

 

http://digilib.uinsby.ac.id/10922/5/bab%202.pdf

 

https://smakmlbhayangkari1sby.sch.id/hubungan-antara-makhluk-hidup-dengan-lingkungannya

 

https://sites.google.com/site/interaksiantarmakhlukhidup/

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

 

Sekolah                       : SDN 4 PAAS

Kelas / Semester        :  V /1

Tema                           :  Ekosistem ( Tema 5)

Sub Tema                  :  Hubungan Antar Makhluk Hidup Dalam Ekosistem(Sub Tema 2)

Pembelajaran ke         :  1

Alokasi waktu              :  2 x 35’

 

A.   KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

 

Muatan : IPA

No

Kompetensi

Indikator

3.5

Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem dan jaring-jaring makanan di lingkungan sekitar.

.

3.5.1 Menelaah tentang pengertian 

rantai makanan.

4.5 

Membuat karya tentang konsep jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem

1.5.1  Membuat gambar rantai makanan

dalam ekosistem disertai dengan keterangannya.

 

 

Muatan : Bahasa Indonesia

No

Kompetensi

Indikator

3.7

Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi.

 

3.7.1 Menentukan poko pikiran dari

sebuah bacaan teks nonfiksi.

 

4.7

Menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri.

4.7.1 Membuat pertanyaan-pertanyaan

sehubungan dengan bacaan tentang rantai makanan.

 

 

 

B.   TUJUAN PEMBELAJARAN

  1. Setelah mengamati tayangan video, siswa mampu menelaah pengertian rantai makanan dengan benar.
  2. Setelah mengamati tayangan video, siswa mampu menganalisis dan membuat gambar rantai makanan pada ekosistem lengkap dengan keterangannya dengan cermat.
  3. Setelah membaca bahan ajar di Google Drive yang diberikan oleh guru melalui WAG, siswa mampu mengidentifikasi pokok pikiran dalam bacaan tentang “rantai makanan” dengan tepat.
  4. Setelah mengamati tayangan video, siswa mampu membuat pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan bacaan tentang rantai makanan dengan benar.

 

C.   KEGIATAN  PEMBELAJARAN

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Pembukaan

  • Guru beserta siswa masuk ke Google Meet.
  • Guru memberikan salam dan mengajak siswa berdo’a,menurut agam dan keyakinan masing-masing

(Relegius/PPK)

  • Guru mengecek kehadiran siswa  melalui Google Form yang dikirimkan link nya melalui WAG. TPACK
  • Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin dalam mematuhi protocol kesehatan.

(Membangun Integrasi/PPK)

  • Guru melakukan apersepsi
  • Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang “Hubungan Antar Makhluk Hidup Dalam Ekosistem” (Mandiri)
  • Kegiatan Literasi
  • Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
  • Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan menanya, mengeksplorasi, mengomunikasikan dan menyimpulkan.

15 menit

Kegiatan Inti

 

Mengamati

  • Siswa mengamati tayangan video pembelajaran tentang hubungan antar makhluk hidup dalam ekosistem. (Link Youtube: https://youtu.be/4CyTBp4i0fs )

Menanya

  • Siswa diajak tanya jawab tentang isi tayangan video tentang ekosistem dan rantai makanan melalui Google Meet . Communication
  • Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
  • Menurut pendapatmu, apakah yang dimaksud dengan rantai makanan?
  • Apa yang memengaruhi sebuah rantai makanan?

  • Siswa menentukan pokok pikiran dari setiap paragraf dan mengembangkan pokok pikiran menjadi kalimat utama melalui chat WAG.
  • Siswa membaca teks tentang rantai makanan berdasarkan gambar yang disajikan.
  • Siswa mampu membuat pertanyaan-pertanyaan tentang “Rantai Makanan” melalui caht WAG.
  • Siswa diminta untuk mengerjakan LKPD yang dikirmkan lewat WAG.
  • Guru melalui Google Meet memimpin diskusi kelas dengan meminta siswa menganalisis peran produsen dan konsumen dalam rantai makanan. Higher Order Thinking Skill (HOT)
  • Siswa diminta untuk menuliskan hasil Diskusi dalam LKPD

 

Ayo Berlatih

  • Melalui WAG, Siswa membuat rantai makanan dari ekosistem pilihan mereka.

 

 

140 menit

Penutup

·         Siswa mengerjakan evaluasi

·         Guru bersama Siswa mengemukakan dan menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini. Collaboration

·         Guru memberikan penguatan dan apresiasi dan motivasi kepada seluruh peserta didik

·         Menginformasikan tugas yang akan dilakukan berikutnya

·         Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan toleransi.

·         Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

15 menit

 

D.   PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA

1.    Penilaian Sikap: Melalui observasi dan dituliskan dalam jurnal pengamatan

 

2.    Penilaian Pengetahuan

No

Mapel

Penilaian Pengetahuan

 

IPA

Menganalisis Rantai Makanan dan Ekosistem yang dipilih

 

Bahasa Indonesia

Mengidentifikasi pokok pikiran sebuah bacaan

 

 

Membuat pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan bacaan tentang rantai makanan

 

3.    Penilaian Keterampilan

No

Mapel

Penilaian Keterampilan

 

IPA

Membuat gambar rantai makanan pada ekosistem lengkap

 

Bahasa Indonesia

Mempresentasikan lewat Google Meet tentang pokok pikiran sebuah bacaan

 

 

 

 

Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan  sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan  dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric penilaian.

 

 

Mengetahui

Kepala Sekolah,

 

 

 

WAWAN SUTIAWAN, S.Pd.SD.

NIP. 196309071986101005

Garut, November 2020

Guru Kelas 5

 

 

 

ABDUL ROFI MUSTAWAN, S.Pd.

NIP.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran : Instrumen Penelitian

1.       Lembar Observasi Aktivitas Guru

NO

Langkah-

Aspek ang diamati

Rentang

langkah

Nilai

Media video

1

2

3

4

5

Pembelajaran

Interaktif

 

 

Pendahuluan:

 

 

 

 

 

 

 

     Kemampuan       guru       membuka

 

 

 

 

 

 

 

pembelajaran (memberi salam).

 

 

 

 

 

 

 

 

Kemampuan guru mengkondisikan fisik siswa dengan bertanya jawab tentang diri siswa.

 

 

 

 

 

 

 

 

Melakukan    komunikasi

tentang

 

 

 

 

 

 

 

 

kehadiran siswa (absen).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kemampuan

guru

menanyakan

 

 

 

 

 

 

 

 

kepada siswa

yang  telah  dipelajari pada pembelajaran sebelumnya (apersepsi).

 

 

 

 

 

 

 

 

Kemampuan

guru

menyapaikan

 

 

 

 

 

 

 

 

tujuan   pembalajaran

yang   akan

 

 

 

 

 

 

 

 

dipejari.

 

 

 

 

 

 

 

 

1.

Penentuan

 

Kegiatan inti :

 

 

 

 

 

 

 

 

Proyek/penya

 

Guru  menayangkan video ppembelajaran

r  energi

 

 

 

 

 

jian masalah

 

Pembelajaran tentang antar makhluk hidup dlm

Hubungan ekosistem

 

 

 

 

 

 

 

Kemampuan

guru

dalam

 

 

 

 

 

 

 

membagikan

kelom

pok

secara

 

 

 

 

 

 

 

hetrogen.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kemampuan

guru

dalam

 

 

 

 

 

 

 

memaparkan topik yang akan dikaji

 

 

 

 

 

 

 

tentang   sumber   energi   matahari,

angin dan panas bumi.

 

 

 

 

 

2.

Menyusun

    Kemampuan          guru          dalam

 

 

 

 

 

Perencanaan

membagikan  LKS,  bahan  bacaan

 

 

 

 

 

Proyek

serta     alat     dan     bahan     untuk

 

 

 

 

 

 

pembuatan   gambar rantai makanan

 

 

 

 

 

 

pada tiap- tiap kelompok.

 

 

 

 

 

 

    Kemampuan          guru          dalam

 

 

 

 

 

 

mengarahkan siswa untuk memilih

 

 

 

 

 

 

aktivitas       yang       sesuai       dan

 

 

 

 

 

 

memastikan    agar    proyek    dapat

 

 

 

 

 

 

dikerjakan berdasarkan ketersediaan

bahan dan sumber belajar yang ada.

 

 

 

 

 

3.

Menyusun

    Kemampuan      guru      menuliskan

 

 

 

 

 

Jadwal

jadwal aktivitas yang mengacu pada

 

 

 

 

 

 

waktu     maksimal     yang     telah

 

 

 

 

 

 

disepakati    untuk    menyelesaikan

 

 

 

 

 

 

projek yang seharusnya dilakukan.

 

 

 

 

 

4.

Memonitor

    Kemampuan guru dalam melakukan

 

 

 

 

 

pembuatan

pengawasan  terhadap  pelaksanaan

 

 

 

 

 

proyek

proyek yang akan dibuat.

 

 

 

 

 

5.

Uji Coba

  Kemampuan     guru     membimbing

 

 

 

 

 

Hasil Proyek

siswa  dalam  melakukan  percobaan

 

 

 

 

 

 

dan   berkeliling   serta   mengahkan

 

 

 

 

 

 

siswa yang mengalami kesulitan.

 

 

 

 

 

 

   Kemampuan          guru          dalam

 

 

 

 

 

 

membimbing         siswa         untuk

 

 

 

 

 

 

mempresentasikan hasil dari proyek

yang telah dibuat.

 

 

 

 

 

6.

Evaluasi

Kesimpulan:

 

 

 

 

 

      Guru  memberikan  evaluasi  tentang hubungan antar makhluk hidup dalam ekosistem

 

 

 

 

 

   Kemampuan          guru          dalam

 

 

 

 

 

menyimpulkan serta penguatan yang

berkaitan   dengan   rantai makanan dan peran komponennya.

 

 

 

 

 

 

 

    Kemampuan     guru     memberikan

 

 

 

 

 

 

 

reward kepada siswa.

 

 

 

 

 

 

 

    Kemampuan        guru        menutup

 

 

 

 

 

 

 

pembelajaran.

 

 

 

 

 

 

 

   Penerapan    model    project    based

 

 

 

 

 

 

 

learning dalam proses pembelajaran.

 

 

 

 

 

 

Jumlah

 

 

 

 

 

 

Rata-rata

 

 

 

 

 

 

Kategori

 

 

 

 

 

 

 

Kriteria menurut angka

keterangan

Penilaian berdasarkan melihat berapa rata-rata tujuan yang tercapai setiap poin atau aspek aktivitas guru

1

Tidak Baik

30-39

2

Kurang

40-55

3

Cukup

56-65

4

Baik

66-79

5

Baik Sekali

80-100

 

 

2.      Lembar Observasi Aktivitas Siswa

NO

Langkah-

Aspek yang diamati

Rentang Nilai

Langkah Video

Pembelajaran

1

2

3

4

5

Interaktif

 

 

Kegiatan Pendahuluan:

 

 

 

 

 

 

 

    Siswa menjawab salam.

 

 

 

 

 

 

 

 

Siswa           berdoa

(untuk

 

 

 

 

 

 

 

 

mengawali

kegiatan

 

 

 

 

 

 

 

 

pembelajaran).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Siswa melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa lain.

 

 

 

 

 

1.

Penentuan

 

Siswa menyimak video pembelajaran

 

 

 

 

 

Proyek

 

Pembelajaran tentang hubungan antar makhluk hidup dalam ekosistem.

 

 

 

 

 

 

 

Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

 

 

 

 

 

 

 

Siswa                 mengidentifikasi

 

 

 

 

 

 

 

permasalahan/pertanyaan     yang

 

 

 

 

 

 

 

terikat dengan topik yang dikaji.

 

 

 

 

 

2.

Menyusun

 

Siswa       bersama

kelompok

 

 

 

 

 

Perencanaan

 

mengidentifikasi       perencanaan

 

 

 

 

 

Proyek

 

proyek          terkait

dengan

 

 

 

 

 

 

 

penyelesaian permasalahan yang

diidentifikasi.

 

 

 

 

 

 

 

Siswa  menetapkan  waktu  untuk pengerjaan tahapan proyek.

 

 

 

 

 

3.

Menyusun

 

Siswa menyepakati jadwal yang

 

 

 

 

 

Jadwal

 

diberikan guru.

 

 

 

 

 

 

4.

Memonitor

 

Kelompok      dalam

membuat

 

 

 

 

 

Pengerjaan

 

proyek/karya   harus

memahami

 

 

 

 

 

Proyek

 

konsep yang terkait dengan materi

sumber  energi  matahari,  angin dan panas bumi.

 

 

 

 

 

 

 

       Siswa mengerjakan proyek secara optimal dan bekerja secara efektif

dan efesien dalam kelompok.

 

 

 

 

 

5.

Uji  Coba  Hasil

Proyek

     Siswa   mempresentasikan   hasil

 

 

 

 

 

pembuatan   proyek   yang   telah

 

 

 

 

 

mereka buat.

 

 

 

 

 

6.

Evaluasi

Kegiatan Penutup:

 

 

 

 

 

     Siswa  menjawab  evaluasi  yang

diberikan guru.

 

 

 

 

 

       Siswa  menarik  kesimpulan  atau rangkuman hasil belajar.

 

 

 

 

 

    Siswa   bertanya   jawab   tentang

 

 

 

 

 

materi    yang    telah    dipelajari

 

 

 

 

 

(untuk  mengetahui  ketercapaian

materi).

 

 

 

 

 

    Siswa      mendengarkan      guru

 

 

 

 

 

memberikan  pesan  belajar  dan

pesan moral.

 

 

 

 

 

      Siswa  berdoa  untuk  mengakhiri pembelajaran.

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

 

 

 

 

 

 

 

Rata-rata

 

 

 

 

 

 

 

Kategori

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3.      Rubrik Kreativitas Siswa

 

No

Aspek

 

Skala

 

Deskripsi  (Indikator)

 

Skor

yang

Diamati

 

 

 

 

 

1.

 

 

 

 

 

Keluesan

 

 

Sangat

Proyek   yang   dihasilkan   memiliki   estetika

tinggi   yaitu   perpaduan   warna,   keserasian

 

 

4

baik

dalam   penempatan   objek,   dan   memiliki

 

kerapian proyek.

 

 

Baik

Proyek yang dihasilkan memiliki estetika yaitu

 

 

3

perpaduan      warna,      keserasian      dalam

penempatan   objek,   dan   tidak   mempunyai

kerapian proyek.

 

 

 

 

Cukup

Proyek   yang   dihasilkan   kurang   memiliki

 

 

2

 

 

estetika yaitu tidak ada perpaduan warna dan

keserasian  dalam  penempatan  objek,  serta tidak mempunyai kerapian proyek.

 

 

Kurang

Tidak memiliki estetika

1

 

 

 

 

2.

 

 

 

 

kelancaran

Sangat

Kalimat yang digunakan sangat tepat, mudah

dimengerti dan penjelasannya detail.

 

4

baik

 

Baik

Kalimat

yang    digunakan    tepat,

mudah

 

3

dimengerti dan penjelasannya detail.

 

 

 

Cukup

Kalimat

yang      digunakan      sederhana,

 

 

2

cukup

mudah   dimengerti,   penjel

asannya

cukup.

 

 

 

Kurang

Kalimat yang digunakan tidak tepat, penulisan

kalimat tidak rapi, tidak lengkap.

 

1

 

 

 

 

 

3.

 

 

 

 

 

Elaborasi

Sangat

Terampil  dalam  memilih  dan  menggunakan

bahan, kreatif dalam mengembangkan ide.

 

4

baik

 

Baik

Terampil  dalam  memilih  dan  menggunakan bahan,  tidak  kreatif  dalam  mengembangkan

ide.

 

3

 

Cukup

Terampil dalam memilih bahan, tidak terampil

dalam menggunakan bahan, dan tidak kreatif dalam mengembangkan ide.

 

2

 

Kurang

Tidak     terampil     dalam     memilih     dan

 

1

menggunakan bahan, dan tidak kreatif dalam

mengembangkan ide.

 

 

 

 

4.

 

 

 

 

Keaslian

Sangat

Memahami materi, penjelasan luas dan jelas

dengan bahasa sendiri, pembagian tugas adil.

 

4

baik

 

Baik

Memahami    materi,    menjelaskan    dengan

 

3

bahasa sendiri, pembagian tugas untuk semua

anggota kelompok tidak merata.

 

Cukup

Kurang    memahami    materi,    menjelaskan

 

2

dengan   membaca   buku,   pembagian   tugas

untuk semua anggota kelompok adil (merata)

 

Kurang

tidak memahami materi, menjelaskan dengan

membaca buku, pembagian tugas untuk semua anggota kelompok tidak merata.

 

1